Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarto. MAKASSAR, PDMSINJAI.OR.ID - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agung Danarto menegas...
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarto.
MAKASSAR, PDMSINJAI.OR.ID - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agung Danarto menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak menolak budaya secara keseluruhan. Budaya dipilah dan dipilih, selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam, Ahad 16 November 2025.
Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan Baitul Arqam (BA) Dosen dan Karyawan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Senin (10/11) lalu.
Agung menjelaskan pandangan Muhammadiyah berbeda dengan Salafi Wahabi. Menurutnya, Salafi cenderung menolak budaya Barat maupun lokal, dan lebih mengacu pada budaya Arab.
“Padahal perintah membaca atau belajar itu bisa dari mana saja. Semua dipelajari, termasuk dari Barat. Akan tetapi harus dengan bismi rabbikal lazi khalak,” ujarnya.
Dalam melihat budaya lokal, Muhammadiyah membaginya menjadi tiga kategori yakni budaya yang bersumber dari Islam, budaya yang sesuai dengan Islam dan budaya yang tidak sesuai dengan Islam.
Untuk kategori terakhir, Muhammadiyah tidak serta merta menolak, melainkan melakukan perbaikan. Dakwah, kata Agung, harus mengedepankan rahmat, cinta, dan kasih, bukan konfrontasi.
Agung menambahkan Salafi menolak budaya lokal tetapi lebih menerima budaya Barat sebagaimana digambarkan dalam hadis, tanpa adanya inovasi.
Muhammadiyah juga memiliki kerangka berbeda dengan Salafi dalam penerapan konsep amar ma’ruf nahi munkar. Amar ma’ruf diterapkan baik secara individu maupun kelembagaan.
“Tidak benar jika dikatakan amar ma’ruf lebih mudah daripada nahi munkar. Mendirikan kampus Unismuh Makassar atau TK ‘Aisyiyah itu bukan hal mudah,” tegasnya.
Adapun dakwah nahi munkar dilakukan Muhammadiyah melalui sistem, antara lain dengan judicial review (JR) serta bekerja sama dengan aparat keamanan negara untuk memberantas kemaksiatan. (muhammadiyah.or.id)
Editor: Humas PDM Sinjai
Tidak ada komentar